Senin, 03 Agustus 2009

KELUARGA PAHLAWAN

Perenungan yang mendalam terhadap sejarah akan mempertemukan kita dengan satu
kenyataan besar; bahwa sejarah sesungguhnya merupakan industri para pahlawan.
Pada skala peradaban, kita menemukan, bahwa setiap bangsa mempunyai giliran
merebut piala kepahlawanan. Di dalam komunitas besar sebuah bangsa, kita juga
menemukan bahwa suku-suku tertentu saling bergiliran merebut piala kepahlawanan.
Dan dalam komunitas suku-suku itu, kita menemukan, bahwa keluarga-keluarga atau
klan-klan tertentu saling bergiliran merebut piala kepahlawanan itu.
Bangsa Arab, misalnya, pemah merebut piala peradaban. Tapi dari sekian banyak suku-
suku bangsa Arab, suku Quraisy adalah salah satu yang pemah merebut piala itu. Dan
dari perut suku Quraisy, keluarga Bani Hasyim, darimana Rasulullah SAW berasal,
adalah salah satu klan yang pemah merebut piala itu.
Pada saat sebuah Marga atau klan melahirkan pahlawan-pahlawan bagi suku atau
bangsanya, biasanya dalam keluarga itu berkembang nilai-nilai kepahlawan yang luhur,
yang diserap secara natural oleh setiap anggota keluarga begitu ia mulai menghisap
udara kehidupan. Kepahlawanan dalam klan para pahlawan biasanya terwariskan
melalui faktor genetik, dan juga pewarisan atau sosialisasi nilai-nilai kepahlawanan itu.
Apabila seorang pahlawan besar muncul dari sebuah keluarga, biasanya pahlawan itu
secara genetis mengumpulkan semua kebaikan yang berserakan pada individu-individu
yang ada dalam keluarganya.
Khalid Bin Walid, misalnya, muncul dari sebuah klan besar yang bemama Bani
Makhzum. Beberapa saudaranya bahkan lebih dulu masuk Islam dan cukup berjasa
bagi Islam. Tapi kebaikan-kebaikan yang berserakan pada saudara-saudaranya justru
berkumpul dalam dirinya. Maka jadilah ia yang terbesar. Umar Bin Khattab juga berasal
dari klan yang sama dengan Khalid Bin Walid. Umar juga mengumpulkan kebaikan-kebaikan yang berserakan di tengah individu-individu keluarganya. Maka jadilah ia yang
terbesar.
Tetapi diantara Khalid dan Umar terdapat kesamaan-kesamaan yang menonjol.
Keduanya memiliki kesamaan pada bangunan fisik yang tinggi dan besar, serta wajah
yang sangat mirip. Lebih dari itu kedua pahlawan mukmin sejati itu juga memiliki
bangunan katakter yang sama, yaitu keprajuritan. Mereka berdua sama-sama
berkarakter sebagai prajurit militer.
Pahlawan-pahlawan musyrikin Quraisy yang berasal dari klan Bani Makhzum juga
memiliki kemiripan dengan Umardan Khalid. Misalnya, Abu jahal. Bahkan putera Abu
Jahalyang bemama Ikrimah bin Abi Jahal, sempatmemimpin pasukan musyrikin Quraisy
dalam beberapa peperangan melawan kaum muslimin, sebelum akhimya memeluk
Islam. Kenyataan yang sama seperti ini juga terjadi pada keluarga-keluarga ilmuwan
atau ulama, pemimpin politik atau sosial, keluarga pengusaha, dan seterusnya.
Keluarga adalah muara tempat calon-calon pahlawan menemukan ruang
pertumbuhannya.
Walaupun tetap menyisakan perbedaan pada kecenderungannya, Abbas Mahmud AI-
Aqqad, yang menulis biografi kedua pahlawan jenius itu, mengatakan bahwa
keprajuritan pada Umar bersifat pembelaan, tapi pada Khalid bersifat agresif. Agaknya
ini pula yang menjelaskan, mengapa Khalid lebih tepat memimpin pasukan ekspansi,
dan Umar lebih cocok memimpin negara. Pada kedua fungsi itu kecenderungan pada
garis karakter keduanya terserap secara penuh, maka mereka masing-masing mencapai
puncak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar